Hospital Noise Puts Patients at Risk
American Journal of Nursing, april 2012 Volume 112 number 4.
Mendapatkan banyak tidur merupakan bagian yang perlu/pokok dari setiap rencana penyembuhan pasien-pasien, tetapi
keadaan rumah sakit sering terlalu berisik untuk menjadikan itu terjadi. penelitian sederhana 155 hari mengukur kegaduhan dan durasi tidur di medical unit. Penulis menemukan bahwa rata rata tingkat kegaduhan ruangan pasien adalah (48dB) WHO sendiri merekomendasikan level kegaduhan (30dB) dan puncaknya adalah (80dB) oleh chain level. tingkat kegaduhan lebih rendah pada malam hari tetapi masih melampaui yang maksimal tinggi direkomendasikan setiap kasus, 94% dari setiap kasus.
lebih dari 42 % pasien dari 92 pasien dengan melaporkan kegaduhan berhubungan dengan terganggunya tidur. Actigraphy, yang mengikuti pergerakan badan menetapkan durasi tidur dan efisiensi, menunjukkan bahwa pasien mendapatkan kurang tidur yang signifikan di rumah sakit dibandingkan saat mereka tidur normal yang mereka lakukan, menurut laporan (314 menit vs 382 menit).
Sumber kegaduhan yang sering dilaporkan adalah percakapan staff (65%), teman sekamar (54%), alarm (42%), intercoms (39%), dan pagers (38%). Rumah sakit seharusnya melakukan intervensi untuk mengurangi tingkat kegaduhan dimalam hari sebagai usaha meningkatkan tidur pasien, yang juga meningkatkan kepuasan dan juga kesehatan pasien.
Mengurangi kegaduhan menurut Vineet arora, associate professor of medicine at university of chicago's, Dia merekomendasikan perawat menanyakan tentang kebiasan dan kesehatan pasien saat tidur, memastikan pintu tertutup dan lampu mati.
hm.. ternyata dampak percakapan di rumah sakit mengganggu tidur pasien dan outcomes nya menganggu masa penyembuhan dan kesehatan pasien, ayooo kurangi ngobrol di RS..
untuk text jurnal yang lengkap dan asli hubungiii akuu yaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar